JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
BMKG memperkirakan Topan Phanfone di Filipina yang keberadaannya kini dekat dengan perbatasan wilayah utara Indonesia masih akan berlangsung hingga 4 hari ke depan. Namun, BMKG mengatakan badai tersebut tak akan memberi dampak signifikan terhadap cuaca di Indonesia.
“Phanfone ini posisi sudah di sebelah barat Filipina dengan kekuatan pergerakan lebih 40,0 ke arah barat laut dari posisi semula. Jadi kalau kita lihat utara selatan ini nantinya akan menjauh dari kondisi atau dari lokasi indonesia,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono Rahadi Prabowo di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).
Mulyono menjelaskan, posisi Topan Phanfone sendiri saat ini masih berada di laut. Karena itu, menurut dia, badai tersebut masih akan terus bergerak ke arah barat laut dari Filipina atau 1.000-1.200 km sebelah utara Kalimantan Utara.
“Phanfone yang terjadi saat ini masih akan bisa berlangsung karena posisinya masih di laut. Artinya masih bisa akan tumbuh dan bergerak pada 3-4 hari ke depan dan pegerakannya pada umumnya pada arah ke barat laut menyusul posisi awal saat ini di sebelah barat Filipina. Kurang lebih 1.000-1.200 km sebelah utara Kalimantan Utara,” jelasnya.
Karena itu, menurut Mulyonno, dampak yang dirasakan di Indonesia cukup kecil. Diperkirakan, Topan Phanfone diperkirakan hanya akan berdampak pada tinggi gelombang air laut di Indonesia, khususnya di Perairan Natuna.
“Kalau kita melihat dampaknya sepertinya tidak akan memberi dampak yang signifikan pada kondisi cuaca di indonesia, hanya barang kali akan memberikan dampak terhadap tinggi gelombang khususnya di perairan Laut Natuna. Bisa pada skala tinggi gelombang mencapai 2 sampai 3,5 atau bahkan 4 meter tinggi gelombangnya, di perairan Laut Natuna. Jadi sebelah utara Natuna, Tarempa atau sebelah utara selatan,” kata Mulyono.
“Tapi dari sisi kondisi cuaca pada umumnya tidak dapat meemberikan dampak yang sigmifikan meskipun kita saat ini pada kondisi musim hujan. Beberapa tempat memang akan masih terjadi potensi pertumbuhan awan dan hujan lebat di wilayah Indonesia, khususnya pantai barat Sumatera, sebelah barat Bengkulu sampai ke Lampung bagian barat. Pada umumnya masih potensial terjadi pertumbuhan awan dan hujan-hujan lebat. Kemudian Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat, Jawa bagian timur, Bali, NTB, Sulteng, Papua Barat daerah yang pada saat ini potensi terjadi hujan dalam skala ringan dan lebat,” imbuh dia.
Seperti diketahui, Topan Phanfone masih terjadi di Filipina dan mengakibatkan korban jiwa. Badai tersebut bahkan mengakibatkan hujan ekstrem di Palembang pada Kamis (26/12) kemarin yang membuat 15 pohon dan 1 tower radio roboh.(VAN)