JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Teror tawon Vespa affinis di Klaten menjadi perhatian semua orang. Anda harus tahu hewan apa ini, bahaya dan antisipasinya.
Inilah sejumlah informasi penting yang harus diketahui soal tawon ini:
1. Sebaran spesies
Vespa affinis disebut juga lesser banded hornet oleh para ilmuwan, karena perutnya ada lingkaran kuning hitam. Nama lokalnya adalah Tawon Ndas Tawon ini umum ada di kawasan tropis dan subtropis Asia, dari Sri Lanka, Hong Kong, Taiwan, Indonesia sampai Filipina. Ada 11 subspesies, yang di Indonesia ada Vespa affinis indosinensis dan Vespa affinis moluccana.
Ratunya berukuran 3 cm, pejantannya 2,6 cm dan pekerjanya berukuran 2,2-2,5 cm. Saat ratu tawon membuat koloni baru, akan terbentuk sarang baru untuk menampung larva. Satu koloni bisa lebih dari satu ratu sehingga terus bertambah. Sarang mereka berbentuk oval seperti buah menggantung.
2. Musim ramai tawon Vespa
Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Nugroho, mengatakan bulan Agustus-Oktober adalah musim berkembang biak tawon Vespa. Ini yang menyebabkan banyak serangan tawon di Klaten, dan pernah terjadi sebelumnya.
“Koloni mulai marak ditemukan karena bulan Agustus-Oktober merupakan masa koloni melepas ratu untuk membentuk koloni baru dalam rangka berkembang biak. Namun bisa jadi satu daerah dengan daerah lain berbeda karakter karena fenomena itu tergantung beberapa faktor lain yang mempengaruhi. Misalnya ketersediaan makanan di wilayah tersebut.
3. Kenapa menyerang orang
Aslinya, tawon ini punya habitat di hutan dataran rendah. Namun hutan makin berkurang karena pembangunan oleh manusia. Akibatnya tawon Vespa membuat sarang di atap rumah-rumah dan hidup terlalu dekat dengan manusia. Risiko disengat pun menjadi meningkat. Karena hewan sosial, tawon Vespa juga bisa menyerang berkelompok.
“Sarangnya banyak di bangunan permukiman. Penyebabnya, habitat aslinya hutan dataran rendah terus berkurang karena pembangunan. Kemampuan bertahan dengan berbagai jenis makanan memungkinkan tawon Vespa bisa memiliki habitat baru membuat sarang di bangunan-bangunan,” kata Hari.
4. Makan dari sampah
Tawon Vespa affinis bisa hidup dengan makan serangga dan bangkai di sampah warga. Jika sampah tidak ditangani secara benar, tawon akan cepat berkembang biak.
Jenis tawon Vespa bukan hanya makan hewan lain dan buah, tetapi juga bisa mencari makan ke berbagai tempat karena sampah sisa dan daging pun menjadi makanannya. Dengan kecenderungan makanan seperti itu, tawon Vespa bisa beradaptasi dengan cepat.
5. Efek sengatan bisa mematikan
Sengatan tawon Vespa menimbulkan bengkak. Jika terjadi sengatan dalam jumlah banyak akan menimbulkan anafilaksis, organ bisa rusak dalam hitungan hari.
Efek fatal sengatan tawon Vespa affinis diungkap dalam Journal of Medical Case Reports dari studi di Sri Lanka tahun 2014. Korban tewas di Sri Lanka mengalami komplikasi akibat kegagalan organ. Hasil pemeriksaan menyatakan, korban mengalami penumpukan cairan di luar paru atau pleural effusions, dalam ruang paru atau acute pulmonary oedema, dan ditemukan titik merah pada urine.
6. Butuh antisipasi cepat
Ketua tim penanganan tawon Vespa affinis Pemkab Klaten, dokter Rony Roekmito, menjelaskan tawon itu racunnya bisa mematikan jika tidak cepat ditangani dengan metode yang tepat. Yang fatal adalah jika menyerang limpa dan ginjal.
“Apabila dua organ itu sudah kena racun, tidak akan berfungsi dengan baik menyaring racun dalam tubuh. Akibatnya, daya tahan tubuh lemah dan, jika racun yang masuk dalam jumlah banyak, bisa menyebabkan kematian korbannya. Jika disengat, segera periksakan diri ke puskesmas, RS, atau dokter terdekat untuk memastikan tidak berbahaya,” jelasnya.
7. Pencegahan
Tawon Vespa bisa hidup dengan makan serangga dan bangkai di sampah warga. Oleh karena itu, warga harus membersihkan sampah di sekitar pemukiman mereka, jika tidak akan menjadi sumber makanan dan perkembangbiakan tawon Vespa.
Penanganan terpadu juga diperlukan. Damkar bisa menangani sarang, Dinas Lingkungan Hidup menangani pohon dan sampah, Dinas Kesehatan menangani korban dan sosialisasi. Semua pihak harus terlibat.(DAB)