Beirut –
Para demonstran di Lebanon terus melanjutkan aksi protes mereka meskipun Perdana Menteri (PM) Saad al-Hariri telah mundur dari jabatannya. Dalam aksi terbaru, para demonstran berupaya memblokir ruas jalanan penting di Beirut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (5/11/2019), dalam aksi kucing-kucingan dengan polisi antihuru-hara, para demonstran memblokir jalan dengan meletakkan sejumlah tempat sampah besar dan memarkirkan kendaraan di tengah jalanan.
Di Beirut, para demonstran duduk bersila di ruas jalanan flyover setempat dan berkumpul di dekat Bank Sentral Lebanon. Diketahui bahwa para demonstran menyalahkan Bank Sentral karena mengobarkan krisis ekonomi di Lebanon.
Sekolah-sekolah di Lebanon telah dibuka kembali setelah diliburkan selama beberapa pekan terakhir. Meskipun ada beberapa sekolah yang masih ditutup karena sebagian besar wilayah Lebanon masih lumpuh akibat unjuk rasa.
Diketahui bahwa unjuk rasa besar-besaran menyelimuti Lebanon sejak 17 Oktober lalu, yang menyerukan perombakan sistem politik yang dipandang tidak efisien dan korup. Protes yang diwarnai dengan aksi turun ke jalanan secara nasional, berhasil melengserkan pemerintahan dan dipandang sebagai kemenangan besar pertama para demonstran.
Setelah itu, para demonstran bersumpah akan tetap melanjutkan aksi protes hingga seluruh tuntutan mereka terpenuhi, termasuk salah satunya pembentukan pemerintah teknokratik.
Salah satu demonstran yang bernama Yusef Fadel menegaskan, para demonstran tidak mengharapkan pemerintahan selanjutnya untuk menyertakan loyalis partai politik. “Saya menekankan, kita menuntut pemerintah teknokratik dan bukan tekno-partisan. Kita butuh orang baru,” tegas Fadel yang berusia 25 tahun dan memegang gelar sarjana S2 keuangan namun menjadi pengangguran ini.
Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengatakan bahwa kabinet selanjutnya akan menyertakan menteri-menteri yang dipilih atas kemampuannya, bukan afiliasi politiknya. Hal ini tampaknya mendukung tuntutan para demonstran.
Namun dalam aksi pada Minggu (3/11) waktu setempat, puluhan ribu demonstran menyerukan Presiden Aoun mengakhiri jabatannya, juga penghapusan sistem politik yang didominasi oleh tokoh dan anggota keluarga dari tokoh yang sama sejak perang sipil berakhir.(RIF)