Riyadh –
Para menteri luar negeri (menlu) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengecam serangan drone (pesawat nirawak) terhadap dua fasilitas minyak Arab Saudi. Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim serangan yang terjadi pada Sabtu (14/9) tersebut.
“Para menteri menyampaikan kecaman mereka atas serangan teroris ini dan menyambut pernyataan-pernyataan dari organisasi regional dan internasional yang telah menolak agresi ini yang dirancang untuk mengacaukan Arab Saudi,” demikian statemen dari Sekjen OKI, Yousef al-Othaimeen, yang dirilis oleh media pemerintah Saudi seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/9/2019).
Dikatakan mantan Menteri Urusan Sosial Saudi tersebut, para menlu OKI juga menyatakan solidaritas mereka pada Saudi dan dukungan mereka atas “langkah-langkah yang telah diambil Saudi untuk mengatasi terorisme dan menjaga keamanan dan stabilitasnya”.
Sebelumnya dilaporkan, fasilitas minyak Arab Saudi yang bernama Saudi Aramco kembali diserang drone. Serangan drone itu memicu kebakaran di dua lokasi berbeda di dalam kompleks fasilitas minyak Saudi.
Serangan drone tersebut menargetkan fasilitas minyak di Abqaiq dan Khurais, dua fasilitas utama Aramco yang terletak di wilayah Saudi bagian timur pada Sabtu (14/9) dini hari waktu setempat.
Fasilitas Abqaiq yang berlokasi 60 kilometer sebelah barat daya kantor utama Aramco di Dhahran, merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco. Sedangkan fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran, menjadi lokasi ladang minyak utama Aramco.
Bulan lalu, serangan yang diklaim oleh pemberontak Houthi di Yaman, memicu kebakaran di fasilitas pencairan gas alam Shaybah yang juga milik Saudi Aramco. Tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.
Beberapa bulan terakhir, pemberontak Houthi meningkatkan serangan lintas-perbatasan, baik dengan rudal maupun drone, yang menargetkan pangkalan udara Saudi atau fasilitas lainnya. Serangan semacam ini disebut sebagai pembalasan atas operasi militer pimpinan Saudi di Yaman.(RIF)