Tokyo –
Korban tewas akibat aksi pembakaran studio Kyoto Animation di Jepang bertambah menjadi 34 orang, setelah salah satu korban luka meninggal di rumah sakit. Presiden Kyoto Animation, Hideaki Hatta, tak bisa berkata-kata saat mengetahui kebanyakan korban tewas masih berusia muda dengan masa depan cerah.
Seperti dilansir media nasional Jepang, NHK, Sabtu (20/7/2019), kepolisian prefektur Kyoto dalam pernyataan terbaru menyatakan bahwa seorang pria yang mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di sebuah rumah sakit setempat, telah meninggal dunia pada Jumat (19/7) waktu setempat. Identitasnya tidak disebut lebih lanjut.
Dengan demikian, sejauh ini korban tewas akibat kebakaran pada Kamis (18/7) waktu setempat ini mencapai 34 orang. Para korban tewas terdiri atas 13 pria, 20 wanita dan satu orang yang jenis kelaminnya belum diketahui pasti.
Sekitar 36 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan beberapa orang di antaranya dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat.
Kepolisian setempat menyebut bahwa saat kebakaran terjadi, sekitar 74 orang ada di dalam gedung tiga lantai yang terletak di distrik Fuhimi-ku, Kyoto ini. Kebanyakan korban merupakan pegawai Kyoto Animation, yang beroperasi sejak tahun 1981 dan diketahui banyak memproduksi animasi berkualitas tinggi. Beberapa di antaranya, serial televisi ‘The Melancholy of Haruhi Suzumiya’ dan ‘K-On!’.
Kepolisian Kyoto menuturkan kepada CNN bahwa api menyebar dengan cepat sehingga orang-orang yang ada di dalam gedung sulit menyelamatkan diri. Beberapa orang nekat melompat keluar dari jendela di lantai dua dan tiga. Akibatnya, mereka mengalami retak atau patah tulang.
Laporan Reuters secara terpisah menyebut Presiden Kyoto Animation, Hideaki Hatta, yang menyebut bahwa kebanyakan korban tewas masih muda yang memiliki masa depan cerah dan beberapa baru bergabung dengan studio animasi itu sejak April lalu. Hideaki menyebut kebanyakan korban yang tewas adalah wanita muda.
“Beberapa dari mereka baru bergabung dengan kita pada April. Dan pada 8 Juli, saya memberikan bonus kecil, tapi yang pertama, kepada mereka,” ucap Hideaki.
“Orang-orang yang memiliki masa depan menjanjikan ini kehilangan nyawanya. Saya tidak tahu harus berkata apa,” imbuhnya.
“Bukannya merasa marah, saya hanya tidak punya kata-kata,” ujar Hideaki.
Laporan NHK menyebut 15 korban tewas berusia 20-an tahun dan 11 korban lainnya berusia 30-an tahun. Enam korban tewas lainnya berusia 40-an tahun dan satu korban berusia 60 tahun. Usia korban tewas terbaru belum diketahui. Identitas para korban belum dirilis ke publik.
Menurut situsnya, Kyoto Animation memiliki 160 pegawai dengan usia rata-rata 33 tahun.
Kepolisian setempat telah mengonfirmasi identitas tersangka pembakaran sebagai Shinji Aoba. Aoba diketahui tengah menjalani perawatan medis akibat luka bakar parah yang dialaminya. Informasi lebih lanjut soal Aoba belum diungkapkan polisi setempat.
Namun laporan NHK dan media lokal Jepang lainny menyebut Aoba sebagai seorang pria berusia 41 tahun yang merupakan warga kota Saitama, sebelah utara Tokyo. Sejumlah sumber investigasi menyebut Aoba pernah tinggal di Prefektur Ibaraki.
Dituturkan sejumlah sumber yang dikutip NHK bahwa Aoba memiliki catatan kriminal sebelumnya. Tahun 2012, Aoba pernah diadili atas kasus perampokan sebuah toko serba ada. Dalam kasus itu, Aoba dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara.
Motif pembakaran yang dilakukan Aoba terhadap Kyoto Animation, masih dalam penyelidikan. Laporan media-media lokal menyebut Aoba mengeluhkan soal novelnya yang diplagiat dan dicuri. Namun Hideaki menyatakan dirinya tak tahu apapun soal klaim aksi plagiat itu.
Lebih lanjut, Hideaki mengaku tidak pernah melihat surat maupun email apapun dari seseorang bernama Aoba.(DON)