Colombo –
Rekaman CCTV menunjukkan pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka berjalan memasuki sebuah gereja sebelum meledakkan diri pada Minggu (21/4). Dalam CCTV tersebut, pelaku yang merupakan seorang pria, membawa tas besar dengan tenang menuju Gereja St Sebastian di Negombo.
Dalam rekaman CCTV tersebut seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (24/4/2019), pria tersebut berjalan agak membungkuk karena menahan bobot tas ransel besar yang dibawanya. Pria berjenggot tersebut sempat menepuk kepala dan bahu seorang anak perempuan sebelum dia masuk ke gereja yang dipenuhi ratusan jemaat.
Pria tersebut berjalan melewati dua pintu terbuka yang menghubungkan gereja dengan lorong tertutup di luar, dan memasuki gereja melalui pintu ketiga. Dia lalu berjalan menuju lorong tengah dan altar. Setelah itu rekaman terhenti.
Dilansir ABC Australia, pihak berwenang Sri Lanka mengkonfirmasi bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri pada Minggu Paskah di Sri Lanka. Menteri Muda Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene menyebut sejumlah pelaku bom bunuh diri berasal dari kalangan menengah.
“Apa yang bisa saya katakan adalah kelompok ini, beberapa pelaku bom bunuh diri, kebanyakan dari mereka yang berpendidikan tinggi dan mungkin berasal dari kelas menengah ke atas. Beberapa dari mereka telah belajar di berbagai negara lain, mereka memegang gelar dan mereka adalah orang-orang yang cukup berpendidikan,” kata Wijewardene.
Wijewardene menyebut sejumlah pelaku pernah mengenyam pendidikan tingkat universitas. Bahkan, dia mengatakan bahwa ada pelaku yang menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana di Australia.
“Kami meyakini bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri ini pernah belajar di Inggris dan kemudian mungkin melanjutkan kuliah pasca-sarjana di Australia sebelum kembali untuk menetap di Sri Lanka.” imbuhnya.
Kepolisian Sri Lanka mengatakan mereka telah mengkonfirmasi ada sembilan pelaku bom bunuh diri. Delapan diantaranya saat ini telah berhasil diidentifikasi.
Juru bicara kepolisian Sri Lanka Ruwan Gunasekara mengatakan 18 orang tersangka juga telah ditangkap pada Selasa (23/4/2019) malam, dan semakin meningkatkan jumlah yang ditahan menjadi 58 orang.
Secara keseluruhan, sejauh ini jumlah korban jiwa akibat rentetan ledakan bom di Hari Paskah pada Minggu (21/4) tersebut mencapai 359 orang. Sekitar 500 orang lainnya luka-luka dalam rentetan ledakan bom yang mengguncang gereja-gereja dan hotel-hotel mewah di waktu nyaris bersamaan tersebut. (ADI)