Tokyo –
Sebuah robot digunakan dalam pemeriksaan radioaktif di bekas pembangkit nuklir Fukushima, Jepang, yang luluh lantak akibat gempa dan tsunami dahsyat tahun 2011. Pemeriksaan dilakukan demi mencari tahu status reaktor yang meleleh.
Seperti dilansir AFP, Rabu (13/2/2019), operasi pemeriksaan dengan menggunakan robot ini dilakukan mulai Rabu (13/2) pagi waktu setempat. Operasi ini dipandang menjadi bagian dari upaya pembersihan sisa-sisa kebocoran radioaktif yang rumit di kompleks pembangkit nuklir Fukushima.
Disebutkan otoritas setempat bahwa operasi ini bertujuan untuk menaksir status bahan bakar nuklir yang meleleh, termasuk untuk mencari tahu apakah reaktor itu cukup stabil untuk dievakuasi atau berisiko hancur jika dipindahkan.
“Operasi dimulai pukul 07.00 waktu setempat dan akan berlangsung sekitar lima jam. Sejauh ini belum ada masalah yang dilaporkan,” tutur juru bicara operator pembangkit nuklir itu, TEPCO, dalam pernyataannya.
Operasi tersebut dilakukan pada reaktor nuklir nomor 2, yang merupakan salah satu dari tiga reaktor yang meleleh di kompleks tersebut usai gempa dan tsunami tahun 2011 lalu.
Sebenarnya robot-robot telah dikerahkan sebelumnya untuk melihat ke dalam reaktor agar para pakar bisa memeriksa bahan bakar nuklir yang meleleh secara visual. Pemeriksaan pada Rabu (13/2) ini akan menjadi upaya pertama untuk memeriksa seberapa rapuh material dengan kadar radioaktif tinggi itu.
Memindahkan bahan bakar nuklir atau nuclear fuel dianggap sebagai bagian paling sulit dalam operasi pembersihan massal dalam bencana nuklir seperti ini.
Diperkirakan setidaknya upaya pemindahan baru akan dilakukan tahun 2021 mendatang. Di sisi lain, TEPCO memiliki masalah lainnya terkait pembuangan sejumlah besar air di dalam kontainer di kompleks pembangkit nuklir itu yang telah terkontaminasi radioaktif.
Kebocoran radioaktif di Fukushima telah memaksa puluhan ribu orang mengungsi dari rumah masing-masing karena ancaman radiasi. Otoritas setempat berupaya membangun kembali area Fukushima yang berjarak sekitar 240 kilometer sebelah utara Tokyo itu. Meskipun pada praktiknya, area di sekitar pembangkit listrik masih belum bisa ditinggali karena bahaya radiasi.(ARF)