Vatikan –
Paus Fransiskus menyerukan kepada masyarakat di negara maju untuk hidup sederhana, dan tidak materialistik, dan mengutuk kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Hal itu disampaikan Paus Fransiskus dalam misa malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Dalam homili-nya, Paus Fransiskus mengatakan kelahiran Yesus yang berbalut kemiskinan di sebuah kandang, seharusnya dapat menjadi bahan perenungan bagi orang-orang tamak dan rakus di dunia.
“…Mari bertanya pada diri kita: Apakah saya membutuhkan semua objek material dan segala yang rumit ini untuk hidup? Dapatkan saya menjalani kehidupan yang lebih sederhana tanpa sesuatu tambahan yang tidak perlu?” kata Paus Fransiskus, dikutip dari Reuters, Selasa (25/12/2018).
“Saat ini, bagi banyak orang, makna kehidupan diartikan dengan memiliki kelebihan materi. Keserakahan yang tak terpuaskan itu menandai semua sejarah manusia, bahkan hari ini, ketika, secara paradoksal, beberapa di antara mereka makan dengan mewah, sementara banyak orang sulit untuk makan roti untuk bertahan hidup,” imbuhnya.
Fransiskus, Paus pertama dari Amerika Latin itu, telah menjadikan masalah kemiskinan sebagai sorotan utamanya. Pada Misa Hari Natal tahun 2016, dia juga memperingatkan bahwa makna Natal sekarang ini telah tenggelam dalam materialisme.
Natal tahun ini, menjadi perayaan Natal ke-6 Fransiskus sejak dinobatkan sebagai Paus. Tepat pada Hari Natal, Francis akan menyampaikan pesan “Urbi et Orbi” (to the city and the world) dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan.(NGO)