Washington –
Mantan Direktur CIA Mike Pompeo dilantik menjadi Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat pada Kamis (26/4) waktu setempat. Pelantikannya terjadi setelah pencalonannya oleh Presiden AS Donald Trump mendapat penolakan keras dari Partai Demokrat di Senat.
Pompeo semula mendapat penolakan keras dari Demokrat yang mengingatkan bahwa dirinya akan menambah agresif kebijakan luar negeri Trump. Namun akhirnya, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (27/4/2018), mantan bos CIA itu berhasil mengalahkan para pengkritiknya dan memenangkan voting konfirmasi Senat dengan meraih 57 suara mendukung dibandingkan 42 suara menolak.
Sekitar satu jam kemudian, Pompeo pun dilantik dan diambil sumpahnya oleh Hakim Mahkamah Agung Samuel Alito di Gedung Putih. Usai pelantikannya, Departemen Luar Negeri (Deplu) mengumumkan bahwa Pompeo akan memimpin delegasi AS ke pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia pada Jumat (27/4) waktu setempat.
Selanjutnya pria berumur 54 tahun itu akan melakukan kunjungan ke Israel, Yordania dan Arab Saudi. Juru bicara Deplu AS, Heather Nauert mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan untuk menunjukkan “pentingnya negara-negara tersebut sebagai sekutu kunci dan mitra-mitra di wilayah.
Pompeo mendapat dukungan kuat dari Trump. “Memiliki seorang patriot Mike yang bertalenta besar, berenergi dan cerdas, memimpin Departemen Luar Negeri akan menjadi aset luar biasa bagi negara kita pada saat kritis dalam sejarah ini,” ujar Trump dalam sebuah statemen.
“Dia akan selalu mendahulukan kepentingan Amerika. Dia mendapat kepercayaan saya. Dia mendapat dukungan saya,” imbuh Trump.
Pompeo menggantikan Rex Tillerson yang dipecat Trump pada Maret lalu setelah ketegangan selama setahun dengan Gedung Putih terkait kebijakan-kebijakan. “Saya menantikan untuk melayani rakyat Amerika dan mulai bekerja segera,” ujar Pompeo usai pelantikannya. (ADI)