Seoul –
Korea Selatan (Korsel) memperkirakan Korea Utara (Korut) akan melakukan lebih banyak aksi provokatif sepanjang Oktober mendatang. Aksi-aksi provokatif Korut akan dilakukan bertepatan dengan peringatan berdirinya Partai Pekerja Korea, partai komunis di negara terisolasi tersebut.
Dalam pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-In, pada Kamis (28/9) ini, penasihat keamanan nasional Chung Eui-Yong memperkirakan Korut akan beraksi pada pertengahan Oktober, tepatnya antara 10-18 Oktober. Namun Chung tidak menjelaskan secara rinci soal perkiraan tersebut.
“Juga disebutkan ada kekhawatiran konflik militer yang dipicu oleh insiden-insiden tak disengaja,” tutur anggota parlemen Korsel, Park Wan-Ju, yang juga merupakan juru bicara Partai Demokratik Korsel, seperti dilansir Reuters, Kamis (28/9/2017).
“Presiden mengatakan Amerika Serikat (AS) berbicara soal opsi diplomatik dan militer, tapi Korsel tidak bisa mengalami perang lagi,” imbuhnya.
Diketahui bahwa berdirinya partai berkuasa Korut, Partai Pekerja Korea, jatuh pada 10 Oktober mendatang. Park menambahkan, Presiden Moon menyatakan AS dan Korsel sepakat bahwa tekanan perlu diberikan terhadap Korut, dengan pintu dialog tetap terbuka.
Dalam pidato terpisah pada Kamis (28/9) waktu setempat, Presiden Moon menyatakan kerja sama internasional untuk menghentikan ambisi nuklir Korut sedang berada di level tertinggi. Dia menyerukan penguatan pertahanan Korsel dan AS untuk mengendalikan Korut.
Ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat beberapa pekan terakhir. Pemimpin Korut Kim Jong-Un dan Presiden AS Donald Trump terus bertukar ancaman dan hinaan terkait program rudal dan nuklir Korut.
Korut menuding Trump telah menyatakan perang, setelah Trump memperingatkan rezim Korut tidak akan ada lagi jika Kim Jong-Un tetap mengancam AS dan sekutu-sekutunya. Trump juga sebelumnya mengancam akan menghancurkan total Korut.
Pada 3 September lalu, Korut menggelar uji coba nuklir keenam dengan daya ledak paling kuat. Korut juga beberapa kali meluncurkan rudal balistik sepanjang tahun ini dan telah mengancam akan menyerang daratan utama AS dengan rudal nuklir. (ADI)