JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pertempuran sengit menewaskan lima orang tentara Filipina dan tiga gerilyawan dari kelompok Abu Sayyaf. Pihak Militer Filipina mencurigai ketiga orang yang tewas itu terlibat dalam bom katedral yang terjadi di Filipina Selatan.
Para prajurit Filipna itu memerangi gerilyawan Abu Sayyaf di pulau selatan Jolo yang merupakan kubu kelompok itu serta tempat serangan bom ganda pada 27 Januari 2019 yang menewaskan 21 orang dalam misa hari Minggu.
Setelah pemboman katedral, Presiden Rodrigo Duterte memilih kelompok penculikan untuk tebusan yang sebelumnya telah dipersalahkan atas beberapa serangan paling mematikan di Filipina. Dia juga memerintahkan militer untuk ‘menghancurkan’ mereka.
“Itu adalah baku tembak sengit,” kata juru bicara militer Letnan Kolonel Gerry Besana kepada AFP, seperti dilansir, Minggu (3/2/2019).
“Itu berlangsung hampir dua jam,” sambung dia.
Kelompok IS disebut mengaku bertanggungjawab atas ledakan di katedral tersebut. Diketahui, Abu Sayyaf memiliki banyak faksi dan afiliasi serta beberapa di antaranya telah berjanji setia kepada IS. Pihak berwenang mengatakan mereka mencurigai sebuah faksi yang terkait dengan Abu Sayyaf melakukan serangan katedral.(ARF)