Berlin –
Memperingati 70 Tahun Konstitusi Jerman, Kanselir Angela Merkel bergabung dengan puluhan anak muda berlatar belakang imigran di Berlin hari Selasa (14/5) dalam acara Yayasan Integrasi Jerman Deutschlandstiftung Integration, DSI. Yayasan ini tahun 2012 meluncurkan program integrasi “Geh Deinen Weg” (“Go Your Way”) untuk membantu orang-orang muda berlatar belakang imigran merintis karir dan berbisnis di Jerman.
Acara peringatan di DSI terutama menyoroti kaitan antara Konstitusi Jerman yang dinamakan Grundgesetz dan kehidupan para migran di Jerman. Para pejabat tinggi Jerman yang memberikan pidato sambutan terutama menyoroti Pasal 1 Grundgesetz yang sangat terkenal: “Martabat manusia tidak dapat diganggu gugat…”
Mantan Presiden Jerman Christian Wulff yang sekarang menjabat Direktur DSI mengatakan, Pasal 1 Grundgesetz “mungkin baris yang paling indah dalam bahasa Jerman.”
Grundgesetz dan imigrasi
Kanselir Angela Merkel dalam pidato sambutannya memuji generasi muda migran di Jerman yang berpartisipasi dalam proyek-proyek integrasi dan kehidupan masyarakat.
“Kita tidak bisa memandang bahwa ini terjadi begitu saja, bahwa sebuah konstitusi dapat bertahan dalam ujian waktu selama tujuh dekade sebagai fondasi kebebasan, demokrasi, dan supremasi hukum seperti halnya Grundgesetz,” kata Merkel. “Keberagaman, termasuk melalui imigrasi, telah ada di sini, di jantung Eropa, selama berabad-abad…. Kami telah belajar bagaimana imigrasi mengubah negara kami, dan bagaimana itu akan terus mengubah negara kami, dan kami telah belajar bahwa negara kami harus menjadi negara imigrasi, serta integrasi.”
Merkel secara khusus menekankan Pasal 3 Grundgesetz: “Semua orang adalah sama di hadapan hukum…. Lelaki dan perempuan memiliki hak yang sama. Negara mendukung terwujudnya persamaan hak lelaki dan perempuan dan bekerja aktif menghapus kerugian-kerugian (dari ketidaksetaraan) yang masih ada”. Kanselir Jerman juga menyoroti Pasal 5 Grundgesetz yang menjamin kebebasan berbicara dan kebebasan pers.
Dalam acara peringkatan 70 Tahun Konstitusi Jerman, diluncurkan sebuah medali penghargaan yang dinamakan “Talisman”. Penerima pertama Talisman adalah Margot Friedlnder, 97 tahun. Perempuan Yahudi ini selamat dari kamp konsentrasi Nazi di Theresienstadt dan kembali ke kota asalnya, Berlin, pada tahun 2010 – sebuah keputusan yang menurut dia “tidak pernah saya sesali.”
Program integrasi dan bea siswa
Program “Geh Deinen Weg” (GDW) yang dluncurkan tahun 2012 terbuka bagi siapa saja yang berlatar belakang migran dan berusia antara 18 hingga 29 tahun. Setiap tahun, sekitar 150 orang diterima dalam program tersebut dan mendapat dukungan dana untuk proyek-proyek yang mereka usulkan. Mereka juga didampingkan dengan seorang “mentor”, penasehat ahli yang selanjutnya membantu mereka mencapai targetnya masing-masing.
Salah satu peserta adalah Mohammad-Mouaz Narbi, yang tiba di Jerman dari Suriah tiga tahun lalu, dan sekarang mengikuti pelatihan sebagai penjual dan kasir untuk rantai supermarket Edeka, salah satu perusahaan mitra yayasan DSI.
“Program ini sangat penting bagi saya, khususnya karena saya berasal dari zona perang,” kata Mohammad-Mouaz Narbi kepada DW. “Ini memberi Anda kesempatan untuk mendapatkan seorang mentor yang mendukung Anda secara pribadi, dan dalam pekerjaan Anda, dan membantu Anda untuk berkembang,” tambahnya.
Mohamed Fachrou, kelahiran Turki, yang baru saja menyelesaikan gelar Master dalam bidang teknologi elektro, dan sekarang mencari pekerjaan di industri mengatakan: “Bea siswa dari GDW memberi orang-orang yang memiliki latar belakang migrasi, yang mungkin merasa kesulitan di pasar kerja atau di sekolah, peluang yang besar.”(ADI)