Naypyitaw –
Lebih dari 300 orang dilaporkan tewas dalam berbagai unjuk rasa di Myanmar sejak kudeta militer terjadi pada 1 Februari. Nyaris 90 persen korban ditembak mati dan seperempat di antaranya ditembak di kepala.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/3/2021), angka tersebut dilaporkan oleh kelompok advokasi non-profit bernama Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) dan media-media lokal Myanmar.
“Kejahatan kemanusiaan dilakukan setiap hari,” ujar AAPP dalam pernyataannya.
AAPP yang memantau situasi terkini Myanmar ini melaporkan bahwa nyaris 3 ribu orang ditangkap, didakwa atau dihukum sejak kudeta.
Laporan AAPP juga mencatat bahwa sedikitnya 320 orang tewas dalam berbagai unjuk rasa antikudeta di Myanmar — angka ini tercatat hingga 25 Maret.
Data AAPP menunjukkan sedikitnya 25 persen korban tewas, ditembak di kepala, yang menimbulkan kecurigaan bahwa mereka sengaja menjadi target pembunuhan.
“Semuanya mengarah pada pasukan yang mengadopsi taktik menembak untuk membunuh demi menekan unjuk rasa,” sebut Amnesty International dalam laporannya soal situasi Myanmar awal pekan ini.(MAD)