CILEGON, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banten menyebut sekitar 1,3 juta keluarga di wilayahnya berisiko stunting. Kita melihat di Pandeglang kan 37,8 persen. Yang paling rendah (risiko stunting) di Kota Tangerang. Kemudian kita juga bahwa di tataran keluarga ada 1,3 juta keluarga berisiko stunting,” kata Plt Kepala BKKBN Banten Dadi Ahmad Roswandi di Cilegon, Rabu (7/9/2022).
Dadi mengaku Pandeglang menjadi daerah dengan stunting tertinggi di Banten. Secara keseluruhan, angka stunting di Banten mencapai 24,5 persen dan angka ini dinilai tinggi.
“Di Banten itu kan termasuk 12 provinsi locus Indonesia. Stunting di Banten itu kan 24,5 artinya ini kan tinggi dibanding provinsi-provinsi lainnya,” ujarnya.
Pihaknya menargetkan pada 2024, angka stunting turun jadi 14 persen. Upaya penurunan itu dilakukan dengan menggandeng beberapa pihak terkait untuk dijadikan Bapak Asuh Anak Stunting.
Nantinya tugas Bapak Asuh Anak Stunting ini punya peran membantu wilayah-wilayah yang terdapat banyak penderita stunting.
“Kemudian ada gerakan Bapak Asuh Stunting ini untuk mendorong stakeholders-stakeholders ataupun masyarakat untuk terlibat secara langsung di BKKBN bukan hanya edukasi, tapi juga charity. Nah Bapak Asuh Anak Stunting ini bagian dari charity BKKBN, jadi bantuan itu langsung jatuh ke mulut anak stunting,” terang dia.(dtk/DAB)