MOSKOW –
Politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny, kembali ditahan karena kembali menggelar unjuk rasa besar-besaran untuk memprotes korupsi pemerintah. Sekitar 1.500 pendukung Navalny juga ikut ditangkap dalam aksi protes di berbagai wilayah Rusia.
Seperti dilansir AFP, Selasa (13/6/2017), unjuk rasa ini merupakan aksi kedua yang digelar besar-besaran sejak Maret, yang diinisiasi oleh Navalny. Sebagai pemimpin oposisi Rusia, Navalny telah mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Rusia dalam pemilu tahun depan.
Navalny berhasil meraup banyak dukungan publik Rusia melalui kampanye online tiada henti. Namun sejumlah polling memprediksi kesempatan Navalny untuk mengalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin sangat kecil. Putin sendiri memiliki popularitas sangat tinggi di mata publik Rusia. Namun Navalny dan pendukungnya berharap bisa memanfaatkan ketidakpuasan publik terhadap korupsi di kalangan pejabat Rusia, demi meraup dukungan.
Awal pekan ini, Navalny dijemput polisi untuk kembali ditahan saat dia hendak mendatangi aksi protes di ibu kota Moskow. Dia sebelumnya pernah ditangkap karena ikut serta dalam unjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Dmitry Medvedev atas tuduhan korupsi.
Usai ditahan, dia langsung diadili. Pengadilan Moskow, dalam putusannya pada Senin (12/6) malam waktu setempat, menyatakan Navalny yang berusia 41 tahun ini bersalah atas dakwaan menggelar aksi protes tanpa izin.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, menyatakan via Twitter bahwa Navalny dijatuhi vonis satu bulan atau 30 hari tahanan administratif.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok HAM OVD-Info menuturkan kepada AFP bahwa lebih dari 1.500 pendukung Navalny ditangkap saat ikut unjuk rasa di sejumlah wilayah Rusia.
Sedikitnya 823 demonstran ditangkap dalam unjuk rasa di di Moskow, setelah polisi antihuru-hara berusaha keras memukul mundur demonstran. Laporan menyebut, beberapa demonstran dipukuli polisi dengan tongkat. Saat beberapa demonstran diamankan polisi, sejumlah demonstran lainnya meneriakkan ‘Putin adalah pencuri!’ dan ‘Kebebasan untuk Navalny’.
OVD-Info juga menyebut, sekitar 600 demonstran ditangkap di Saint Petersburg. Sedangkan lebih dari 100 demonstran lainnya ditangkap di berbagai kota seperti Vladivostock, Kaliningrad, Norilsk dan Sochi.
Ribuan demonstran yang didominasi kaum muda itu ramai-ramai meneriakkan ‘Rusia tanpa Putin!’ saat beraksi di jalanan berbagai kota pada Senin (12/6) waktu setempat. Aksi protes semacam ini diikuti banyak orang meskipun otoritas Rusia memberlakukan sanksi bagi mereka yang ikut serta.(ADI)