JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ketum Gerindra Prabowo Subianto menuding ada mark up dalam penganggaran pembangunan LRT di Indonesia. Partai NasDem mempersilakan Prabowo melapor ke pihak berwenang jika memiliki data valid.
“Menurut saya jika memang memiliki data valid, minta audit saja. Dan jika terbukti ada mark up, minta KPK turun,” kata Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago kepada wartawan, Kamis (21/6/2018).
Irma punya alasan atas komentarnya itu. Menurut dia, laporan itu juga bisa menjadi sekaligus bukti bahwa Prabowo tak asal bicara.
“Kalau kritik by data itu konstrukrif, tapi jika tidak by data itu destruktif. Makanya saya saran jika punya data valid laporkan saja ke KPK,” sebut anggota DPR itu.
Diberitakan, biaya pembangunan LRT di Indonesia dinilai kemahalan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ia pun menuding ada mark up.
Menurut data yang diperolehnya, biaya pembangunan untuk LRT di dunia hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain biayanya US$ 40 juta/km.
Kepala Proyek LRT Palembang Mashudi Jauhar membantah. Dia menyebut biaya pembangunan LRT di Palembang sebenarnya sudah sesuai dengan harga pasar, mengingat konstruksi LRT yang diterapkan di Palembang merupakan konstruksi layang yang membutuhkan biaya tinggi.
Ia mencontohkan seperti biaya pembangunan LRT di Malaysia dan Filipina.
“Di Malaysia, (rute) Kelana Jaya-Ampang 7,2 miliar Yen/Km (65,52 juta/km). Manila, LRT Fase 1 extension, 8,2 miliar Yen/km (US$ 74,6 juta/km),” beber dia. (DON)