Pyongyang –
Korea Utara (Korut) dilaporkan nyaris menyelesaikan proses pembangunan kembali atau perbaikan fasilitas rudal jarak jauh, yang sebelumnya dijanjikan akan ditutup. Aktivitas dibangunnya kembali fasilitas rudal Korut itu terekam citra satelit sejak beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir AFP, Jumat (29/3/2019), informasi soal nyaris selesainya pembangunan ulang di lokasi peluncuran rudal jarak jauh milik Korut itu disampaikan oleh anggota-anggota parlemen Korea Selatan (Korsel). Hal ini diungkap ke media setelah mereka menghadiri rapat tertutup dengan para pejabat intelijen Korsel.
Diketahui bahwa akhir Februari lalu, pertemuan kedua antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-Un di Vietnam berakhir tanpa kesepakatan. Hal ini memperdalam kesenjangan antara kedua negara soal cara mencapai ‘denuklirisasi sepenuhnya’.
Sesaat usai pertemuan itu, serangkaian citra satelit yang muncul menunjukkan peningkatan aktivitas pada fasilitas Sohae yang terletak di Provinsi Pyongan Utara. Hal ini memicu kekhawatiran internasional bahwa Korut mungkin bersiap melakukan peluncuran rudal jarak jauh atau peluncuran ke luar angkasa.
Fasilitas Dongchang-ri memiliki dua nama lainnya, yakni Tongchang-ri dan Dongchang-ri. Fasiltas itu berfungsi sebagai lokasi pengujian mesin dan fasilitas peluncuran rudal khusus untuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berbahan bakar cair. Tahun lalu, Korut mengumumkan fasilitas itu telah dihancurkan sepenuhnya dan akan ditutup.
“Korea Utara mulai membangun kembali pusat (fasilitas) tersebut, yang sebagian dihancurkan Juli lalu, sebelum pertemuan Korut-AS pada Februari lalu,” sebut anggota parlemen Korsel, Kim Min-Ki, kepada wartawan setempat.
“Pengerjaan itu nyaris selesai dengan sejumlah aktivitas pemeliharaan masih berlangsung,” ungkapnya.
Ditambahkan Kim bahwa Korut juga diketahui ‘sedang mengoperasikan fasilitas pengayaan uranium’ di kompleks nuklir Yongbyon.
Diketahui bahwa Korut dilarang oleh Dewan Keamanan PBB untuk melancarkan peluncuran luar angkasa, yang teknologinya mirip dengan yang dipakai untuk ICBM. Awal bulan ini, Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) menyatakan ada aktivitas ‘disengaja dan punya tujuan tertentu’ yang berlangsung di fasilitas Sohae.
Informasi terbaru yang diungkapkan Korsel bisa menjadi pertanda pergeseran kebijakan Kim Jong-Un, yang sebelumnya sepakat menutup fasilitas Sohae saat bertemu Presiden Korsel Moon Jae-In di Pyongyang tahun 2018 lalu. Para pengamat memperingatkan bahwa aktivitas peluncuran yang dilakukan Korut bisa mengacaukan perundingan soal denuklirisasi yang sedang berlangsung.(MAD)