JAYAPURA, khatulistiwaonline.com
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia belum merata. Masih ada sejumlah wilayah yang belum menikmati BBM harga normal, yaitu Premium Rp 6.450, dan Solar Rp 5.150.
Menurut Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang. hal ini terjadi karena belum tersedianya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) sebagai lembaga penyalur resmi yang disediakan Pertamina.
Bahkan tidak hanya di wilayah Timur saja, wilayah di Karimun Jawa, Jawa Tengah pun masih belum merasakan adanya harga BBM yang sama dengan nasional.
“Di Jawa juga ada. Contoh di Karimun Jawa. Itu belum satu harga, padahal di sebelahnya Jepara. Itu karena belum ada APMS tadi. Jadi harga di Jepara sudah satu harga, di-drum-in (dikemas dalam drum) pakai kapal kecil, di sana dijual, nanti harganya jadi beda. Jawa Timur juga ada, Maluku juga ada,” ujar dia saat ditemui di sela kunjungan kerjanya ke Jayapura, Papua, Senin (17/10/2016).
Ia melanjutkan, setelah Papua, Pertamina akan fokus untuk wilayah Maluku. Hal ini juga sejalan dengan sejumlah proyek pemerintah seperti kelistrikan dan pariwisata yang tengah dibangun di Maluku.
“Jadi konsepnya wilayah terdepan, yaitu perbatasan. Lalu wilayah terluar, wilayah Indonesia tapi jauh dari mana-mana. Dan wilayah terpencil, nggak ada akses seperti puncak, Ilaga, dan Intan Jaya,” tuturnya.
“Fokus berikutnya ke Maluku. Mengembangkan daerah, listrik juga masuk, pariwisata,” tambahnya.
Ke depan, Pertamina juga akan menjadikan Wamena sebagai sentral penyaluran BBM ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Sebab, Wamena merupakan wilayah yang memiliki kebutuhan BBM yang cukup besar dari wilayah lainnya di Papua.
“Nanti konsepnya, investasi berikutnya saya akan investasi di Wamena. Wamena sebagai sentral. Sekarang kan dari Jayapura pakai ke Sentani dan Timika. Kecuali Arfak dari Manokwari,” paparnya.
“Wamena sendiri gede kebutuhan. Saya mau bangun tanki di sana. Angkutnya tetap pakai Boeing. Saya lagi cari cara angkutnya nggak pakai truk lagi, dibuat di pesawat, dikembungkan, kalau balik bisa dikosongin. Tapi sekarang drum dulu nggak apa apa. Nanti dari Wamena bisa back up dari Yahukimo ke Puncak, selain dari Timika,” pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini memang langkah yang diambil untuk menyediakan BBM satu harga adalah dengan membebankan subsidi ongkos ke wilayah-wilayah terpencil tersebut kepada Pertamina.
Dengan konsep ini, BBM diharapkan bisa lebih murah, sehingga biaya lain dan logistik juga ikut murah.(RED)