Washington –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa dirinya menghindari berperang dengan Iran, namun jika terjadi perang, maka itu tidak akan melibatkan pasukan darat.
Trump menyatakan bahwa perang antara AS dan Iran tak akan berlangsung lama. “Itu tak akan berlangsung sangat lama, saya bisa katakan itu,” kata Trump dalam wawancara di Fox News seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (27/6/2019).
“Saya tidak bicara tentang pasukan darat. Saya tidak mengatakan kita akan mengirimkan sejuta tentara,” tutur Trump. “Saya cuma mengatakan bahwa jika sesuatu terjadi, itu tak akan berlangsung sangat lama,” imbuhnya.
Trump juga membela keputusannya membatalkan serangan militer terhadap Iran di menit-menit akhir, setelah pasukan elite Iran, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menembak jatuh sebuah drone militer AS pekan lalu.
“Saya sangat baik kepada mereka (Iran). Mereka menembak jatuh drone kita. Saya memutuskan untuk tidak membunuh banyak warga Iran,” ujar Trump.
“Saya mengenal banyak orang Iran. Saya sangat menyukai orang Iran, dan hal itu juga berperan dalam keputusan Anda. Mereka umat manusia. Mereka warga. Saya tidak ingin membunuh 150 orang,” imbuhnya.
Sebelumnya, Trump telah menyetujui untuk melakukan serangan militer ke sejumlah target Iran. Pada Kamis (20/6) malam, antara pukul 19.00 hingga 20.00 waktu AS, personel-personel militer AS di kawasan Teluk melakukan persiapan akhir untuk serangan udara. Dalam hitungan menit sebelum serangan dilancarkan, Trump sekali lagi bertemu dengan tim penasihat dan jajaran pejabat militer AS. Ini menjadi kesempatan terakhir Trump sebagai Presiden AS untuk menyatakan keberatan atas operasi militer itu dan membatalkannya. Momen ini diceritakan Trump dalam wawancara terbaru dengan program NBC ‘Meet the Press’.
“Mereka datang sekitar setengah jam sebelumnya. Dan mereka berkata, ‘Pak, kami siap. Kami membutuhkan keputusan.’ Saya katakan, ‘Saya ingin tahu sesuatu sebelum Anda pergi. Berapa banyak orang yang akan tewas, dalam hal ini, warga Iran?'” tutur Trump merujuk pada jajaran pejabat tinggi militer AS.
“Mereka berkata — datang kembali, mereka berkata, ‘Pak, kira-kira 150 (orang tewas).’ Dan saya berpikir sejenak dan saya berkata, ‘Anda tahu, mereka (Iran-red) menembak jatuh sebuah drone tanpa awak, pesawat, apapun namanya. Dan di sini, kita duduk dengan (membahas) 150 orang tewas.’ Saya tidak menyukainya. Saya pikir — saya pikir itu tidak sepadan,” terang Trump soal alasan yang mendasarinya membatalkan rencana serangan itu.
Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa selama proses pengambilan keputusan, Trump sangat terlibat dan sangat serius. Trump, sebut pejabat itu, sangat memahami bahwa militer tidak bisa memprediksi apa respons Iran jika serangan dilancarkan dan tetap menjadi perhatian penting untuk tak memperluas perang.
Jajaran militer AS disebut merasa lega karena Trump tidak mengambil keputusan penting, yakni melancarkan serangan, yang didasari ketidakpastian. (ADI)
Seoul –
Sebuah mobil sedan yang membawa puluhan kaleng gas di dalamnya, menabrak gerbang depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Seorang pria yang mengemudikan mobil itu ditangkap polisi setempat.
Dituturkan Kepolisian Seoul, seperti dilansir AFP, Rabu (26/6/2019), bahwa pengemudi mobil itu ditangkap di lokasi kejadian. Kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, menyebut pengemudi mobil itu merupakan seorang pria berusia 40 tahun dengan marga Park.
Menurut kepolisian setempat, mobil sedan warna putih yang dikemudikan pria itu tiba-tiba berbelok dan menabrak gerbang kedutaan. Akibat insiden ini, sebagian pintu gerbang kedutaan mengalami kerusakan.
Saat melakukan pemeriksaan lebih lanjut, polisi menemukan sedikitnya 28 kaleng gas butana di dalam mobil tersebut.
Tidak ada korban luka dalam insiden ini. Para penyidik setempat masih mencari tahu motif pengemudi mobil itu menabrak gerbang Kedubes AS.
Insiden ini terjadi beberapa hari sebelum Presiden AS Donald Trump kembali berkunjung ke Seoul. Diketahui bahwa Trump dijadwalkan untuk mengunjungi Korsel pada akhir pekan ini, setelah menghadiri KTT G20 di Osaka, Jepang.
Awal pekan ini, seorang pejabat Korsel menuturkan kepada wartawan bahwa Trump mempertimbangkan untuk mengunjungi langsung zona demiliterisasi yang memisahkan Korsel dan Korea Utara (Korut).(DON)
London –
Pemerintah Inggris melarang penjualan peralatan pengendali massa seperti gas air mata ke Hong Kong. Hal ini menyusul sempat adanya aksi demo menentang RUU ekstradisi di Hong Kong.
Dilansir dari Reuters, Selasa (25/6/2019) Inggris juga meminta pemerintah Hong Kong melangsungkan penyelidikan terhadap demo kekerasan yang terjadi. Dalam demo menentang RUU ini, polisi Hong Kong menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada demonstran.
“Apa yang terjadi di Hong Kong adalah, saya pikir bagi kita semua, tes lakmus tentang arah perjalanan yang ditempuh Tiongkok,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt.
“Saya hari ini mendesak pemerintah Hong Kong, untuk membangun investigasi yang kuat dan independen ke dalam adegan kekerasan yang kita lihat,” sambungnya.
Hunt menyebut, pihaknya tidak akan mengeluarkan izin untuk ekspor peralatan pengendali massa. Izin ini akan dicabut hingga masalah hak asasi manusia di Hong Kong ditangani secara menyeluruh.
“Hasil investigasi itu akan menginformasikan penilaian kami terhadap aplikasi lisensi ekspor di masa mendatang kepada polisi Hong Kong,” kata Hunt.
Sebelumnya, penyelenggara aksi RUU Ekstradisi mengklaim unjuk rasa ini diikuti 2 juta demonstran (17/6). Angka dari penyelenggara unjuk rasa, Civil Human Rights Front, itu tidak diverifikasi secara independen. Namun dikonfirmasikan sebagai unjuk rasa terbesar dalam sejarah Hong Kong. Pihak kepolisian memberikan angka lebih rendah, yakni hanya 338 ribu orang yang ikut unjuk rasa.
Unjuk rasa digelar oleh warga Hong Kong setelah pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengumumkan penangguhan pembahasan RUU ekstradisi yang akan mengizinkan ekstradisi ke China daratan. Keputusan Lam untuk menunda pembahasan RUU ekstradisi hingga waktu tak terbatas, ditambah permintaan maaf yang disampaikannya kepada publik, tidak membuat para demonstran menghentikan aksi demo mereka.(MAD)
Gaza City –
Israel kembali memblokir penyaluran bahan bakar ke Jalur Gaza. Pemblokiran dilakukan setelah ada kiriman ‘balon api’ dari wilayah Gaza.
Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2019), pemblokiran untuk aktivitas penyaluran bahan bakar ini diumumkan Kementerian Pertahanan Israel pada Selasa (25/6) waktu setempat. Balon-balon api atau balon yang dipasangi objek yang dibakar itu dilaporkan memicu kebakaran di wilayah perbatasan Israel-Gaza.
“Menindaklanjuti pengiriman balon-balon api dari Jalur Gaza menuju wilayah Israel,” demikian pernyataan COGAT, departemen yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina pada Kementerian Pertahanan Israel.
Dalam pernyataannya, COGAT menyebut penyaluran bahan bakar melalui perlintasan barang di Karem Shalom dihentikan sejak Selasa (25/6) pagi waktu setempat. Ditegaskan oleh COGAT bahwa penyaluran akan tetap diblokir ‘hingga pemberitahuan lebih lanjut’.
Balon-balon yang dipasangi objek yang dibakar — terkadang dipasangi peledak — kerap diterbangkan melintasi perbatasan Gaza oleh para demonstran Palestina. Aksi ini dimaksudkan untuk memicu kebakaran di lahan-lahan pertanian Israel dekat perbatasan.
Selama unjuk rasa rutin yang digelar tahun lalu, balon-balon api dari Gaza telah memicu ratusan kebakaran di wilayah Israel. Jumlahnya mulai berkurang dalam beberapa bulan terakhir.
Penyaluran bahan bakar, yang dikoordinasikan dengan PBB dan dibayar oleh Qatar, disepakati pada akhir tahun 2018 lalu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang menguasai Gaza.
Kesepakatan itu membantu dalam meningkatkan suplai listrik di Gaza, di mana menurut PBB, saat ini warga setempat menerima aliran listrik sekitar 12 jam setiap harinya. Sebelumnya, suplai listrik harian untuk warga Gaza hanya mencapai enam jam atau kurang dari itu.
Israel memberlakukan blokade terhadap Gaza selama lebih dari satu dekade terakhir. Dalam pernyataannya, Israel bersikeras blokade diperlukan untuk mengisolasi Hamas yang telah terlibat tiga kali perang dengan negara Yahudi itu. Namun para pengkritik menyebutnya sebagai hukuman kolektif untuk 2 juta warga Gaza.(ARF)
Mexico City –
Meksiko mengerahkan nyaris 15 ribu tentaranya ke perbatasan Amerika Serikat (AS). Pengerahan ini dimaksudkan untuk memperlambat gelombang para imigran dari negara-negara Amerika Tengah yang ingin masuk ke wilayah AS.
Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2019), otoritas Meksiko awal bulan ini berjanji mengerahkan 6 ribu personel Garda Nasional ke perbatasan. Janji itu disampaikan di bawah tekanan Presiden AS Donald Trump dan bertujuan untuk memperlambat aliran imigran asal Amerika Tengah yang bergerak melalui perbatasan AS-Meksiko.
Namun saat itu, otoritas Meksiko tidak menjelaskan lebih lanjut soal rencana pengerahan personel militernya ke perbatasan dengan AS yang ada di sebelah utara negara itu. Pekan ini, militer Meksiko akhirnya membeberkan lebih detail soal pengerahan pasukan itu.
“Kami melakukan pengerahan total, antara Garda Nasional dan unit militer, sekitar 14 ribu personel, nyaris 15 ribu personel di wilayah utara negara ini,” sebut Menteri Pertahanan Meksiko, Luis Cresencio Sandoval, dalam konferensi pers bersama Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.
Saat ditanya apakah pasukan itu melakukan penahanan para imigran untuk mencegah mereka melintasi perbatasan, Sandoval menjawab: “Iya.”
“Mengingat bahwa migrasi (tanpa dokumen sah) bukanlah tindak kriminal, melainkan merupakan pelanggaran administratif, kami hanya menahan mereka dan menyerahkan mereka ke otoritas terkait,” ucap Sandoval merujuk pada Institut Migrasi Nasional.
Pemerintah Meksiko menuai banyak kritikan karena menghentikan para imigran yang hendak melewati perbatasan AS-Meksiko. Personel Garda Nasional dan polisi Meksiko terus berpatroli di sekitar perbatasan.
Kebijakan ini sedikit mengalami pergeseran dari sebelumnya. Pasukan keamanan Meksiko sejak lama telah menahan para imigran tanpa dokumen sah yang melintasi perbatasan AS, namun tidak pernah menghentikan mereka sebelum melintasi perbatasan.
Kebijakan baru ini memicu kemarahan publik usai pekan lalu, seorang fotografer AFP menjepret momen saat personel Garda Nasional Meksiko yang bersenjata lengkap menghentikan secara paksa dua wanita dan satu anak perempuan yang hendak menyeberangi Sungai Rio Grande untuk masuk ke wilayah AS. Dalam beberapa kasus, keluarga-keluarga imigran terpaksa saling terpisah karena beberapa dari mereka berhasil menyeberangi perbatasan, namun sisanya ditahan di Meksiko.
Diketahui bahwa banyak warga Amerika Tengah yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan geng yang brutal di negara asal mereka, memilih untuk pindah secara ilegal ke AS dengan melalui Meksiko. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki dokumen legal untuk pindah secara resmi ke AS.
Namun hukum internasional melindungi hak-hak para imigran tanpa dokumen sah untuk melintasi perbatasan internasional demi meminta suaka. Pengadilan-pengadilan AS memperkuat hak-hak tersebut, terlepas apakah para imigran itu melintasi perbatasan secara legal atau ilegal.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi lonjakan tajam jumlah imigran yang melintas perbatasan AS-Meksiko untuk mencari suaka. Sebelumnya pada Mei lalu, otoritas AS menahan 144 ribu di perbatasan. Jumlah itu meningkat 32 persen dari April lalu dan 278 persen dari Mei 2018. Trump telah mendesak Meksiko untuk melakukan lebih banyak upaya guna mengurangi angka tersebut.(ADI)
Paris –
Prancis bersiap menghadapi gelombang panas dengan suhu yang diperkirakan melebihi 40C pada pekan ini – berpotensi memecahkan rekor untuk bulan Juni.
Suhu diperkirakan akan mencapai 35 derajat atau lebih pada hari Senin, dan naik lebih jauh hingga puncaknya pada hari Kamis dan Jumat nanti.
Bagian utara negara itu – termasuk kota Paris – akan terkena dampak terburuk.
Ahli meteorologi mengatakan bahwa kelembaban yang tinggi akan membuat 40C terasa seperti 47C di ibu kota Paris.
Prancis, Jerman, Swiss, dan Belgia diperkirakan akan menghadapi gelombang panas serupa dalam beberapa hari mendatang – tetapi .
Sistem cuaca di atas Samudra Atlantik menciptakan tekanan atmosfer tinggi di kawasan tersebut, yang menarik udara panas dari Afrika utara dan Spanyol, menyebabkan kenaikan suhu.
Sebagai perbandingan, gelombang panas di Prancis pada 2003, yang ditandai tiga suhu teratas yaitu 44,1C pada 12 Agustus, mengakibatkan hampir 15.000 orang meninggal selama gelombang panas itu.
Badan Meteorologi Prancis, Meteo France, memperingatkan suhu kemungkinan tidak turun sampai akhir pekan berikutnya – bahkan di malam hari, ketika suhu terendah diperkirakan akan tetap di atas 20C di banyak tempat.
Kota-kota besar sangat rentan menghadap gelombang panas pada Juni ini, demikian lembaga layanan cuaca memperingatkan.
Kota Paris telah mengantisipasi kemungkinan gelombang panas ekstrem ini dengan menyiapkan rencana “level tiga” – selama ini, level empat, atau maksimal, belum pernah digunakan.
Bagian dari rencana itu diantaranya menyiapkan sekitar 900 “tempat dingin” yang memiliki suhu lebih rendah daripada jalan-jalan di kota dan sekitarnya – seperti taman, ruang publik ber-AC, dan area yang dilengkapi air mancur, serta penyediaan mesin pendingin (mist machines).
Kota Paris ini juga menyiapkan 13 taman terbuka tambahan di malam hari agar warga bisa menghindari udara panas.
Di Spanyol, otoritas terkait memperkirakan suhu di atas 35C akan melanda sebagian besar negara itu, yaitu suhu akan di atas 40C di wilayah pusay – dan 42C di lembah Ebro, Tajo, Guadiana dan Guadalquivir.
Kawasan wisata di Mallorca atau Kepulauan Canary juga diperkirakan akan diserang gelombang panas hingga 35C.
Jerman juga diperkirakan suhunya akan mencapai 30-an yaitu di kota Berlin, Hamburg, Frankfurt dan kota-kota lain – dengan perkiraan 38C akan melanda ibu kota pada hari Kamis.
Gelombang panas di Inggris, di sisi lain, diperkirakan akan menyebabkan badai pada Senin dan Selasa.(NOV)
Montevideo –
Bos Mafia Italia, Rocco Morabito kabur dari penjara di Montevideo, Uruguay. Pria yang mendapat julukan “Raja Kokaina Milan” itu ditahan di Montevideo sementara dia menunggu ekstradisinya ke Italia.
Dilansir AFP, Senin (24/6/2019), Morabito kabur bersama tiga narapidana lainnya. Keempatnya kabur melalui lubang di atap gedung pada Minggu (23/6) malam. Usai berhasil kabur, Kementerian Uruguay mengatakan Morabito kemudian merampok rumah pertanian terdekat.
Dalam pernyataannya, Kementerian Uruguay menuliskan Morabito, tokoh penting Ndrangheta yang ditangkap di Uruguay pada 2017 setelah puluhan tahun dalam pelarian, sedang menunggu ekstradisi untuk ‘perdagangan narkoba internasional’.
Seperti diketahui, kelompok ‘Ndrangheta mengendalikan sejumlah perdagangan kokain dunia dan polisi mengatakan Morabito berada di balik penyelundupan ratusan kilo kokain dari Brasil ke Italia sepanjang tahun 1992 hingga 1993. Dia diperkirakan tiba di Uruguay pada tahun 2002.
Polisi menangkapnya di sebuah hotel di ibu kota Uruguay, Montevideo, namun selama ini dia tinggal di Punta del Este dengan menggunakan dokumen palsu Brasil atas nama Francisco Capeletto.
Ketika polisi menggeledah tempat tinggalnya, ditemukan pistol kaliber 9mm, 13 telepon genggam, sejumlah kartu kredit, dan 150 foto ukuran paspor Morabito dalam berbagai penyamaran. Seorang perempuan Portugal kelahiran Angola, yang diyakini istrinya, juga ikut ditangkap.
Pengacaranya mengatakan Morabito menjalani ‘kehidupan normal’ sejak tahun 1994 dan tidak terlibat lagi dalam kegiatan kriminal. Dia kemudian ditahan dengan dakwaan pemalsuan dokumen namun diperkirakan dalam beberapa bulan mendatang akan diekstradisi ke Italia, tempat dia diganjar hukuman 30 tahun penjara.(DON)
Berlin –
Dua jet tempur Jerman jatuh usai bertabrakan. Satu pilot dilaporkan tewas dalam kecelakaan itu, sementara satu pilot lainnya selamat.
Belum diketahui penyebab kedua pesawat tempur Eurofighter tersebut bertabrakan. Namun, keduanya tidak bersenjata saat mereka bertabrakan di udara dekat pangkalan militer Laage di negara bagian timur Mecklenburg-Vorpommern.
“Bersama dengan Eurofighter ketiga mereka menerbangkan Air Combat Mission,” kata juru bicara angkatan udara Squadron 73 dikutip dari Reuters, Senin (24/6/2019). “Pilot dari Eurofighter ketiga mengamati tabrakan dan melaporkan bahwa dua parasut turun ke tanah.”
Kedua pilot sebelumnya berhasil mengaktifkan kursi ejeksi dan terjun menggunakan parasut. Namun, hanya satu pilot yang ditemukan selamat di sebuah pohon tak lama setelah kecelakaan.
Radio Ostseewelle, yang pertama kali melaporkan kecelakaan itu, memposting sebuah video yang dikirim oleh pendengar yang katanya menunjukkan dua gumpalan asap naik dari lokasi tabrakan terpisah yang agak jauh satu sama lain. Stasiun radio itu menggambarkan ladang puing-puing di sekitar area tabrakan, yang katanya memicu kebakaran hutan kecil.(NGO)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan dunia maya atau siber terhadap sistem senjata Iran. Serangan itu dilakukan tak lama setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan serangan udara terhadap Iran pada Kamis (20/6) lalu.
Dilansir dari BBC yang mengutip Washington Post, Minggu (23/6/2019), serangan siber tersebut melumpuhkan sistem komputer yang mengendalikan peluncur roket dan rudal Iran. Hal itu sebagai balasan atas penembakan pesawat tak berawak (drone) AS serta serangan terhadap kapal tanker minyak yang telah dipersalahkan AS atas Iran.
“Tidak ada konfirmasi independen mengenai kerusakan pada sistem Iran. AS juga telah menjatuhkan sanksi yang dinilai Presiden Trump sebagai ‘sanksi utama’,” demikian tulisan di artikel tersebut.
Sanksi tersebut dikatakan perlu untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Selain itu tekanan ekonomi akan dipertahankan kecuali Teheran mengubah ‘arah’.
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak AS pada tahun lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara dunia dan menerapkan kembali sanksi. Akibat kebijakan itu terjadi krisis ekonomi di Iran.
Pekan lalu Iran mengatakan akan melampaui batas yang disepakati secara internasional pada program nuklirnya. Trump mengatakan dia tidak ingin perang dengan Iran. Namun Trump mengingatkan bahwa hal itu akan menimbulkan “pemusnahan” jika konflik pecah.
Lantas, seperti apa serangan siber AS ke Iran tersebut?
Serangan itu telah direncanakan selama beberapa minggu. Sumber tersebut mengatakan kepada beberapa media AS, serangan itu sebagai cara untuk menanggapi serangan ranjau terhadap kapal tanker di Teluk Oman.
Serangan siber itu ditujukan pada sistem senjata yang digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang menembak jatuh drone AS pada Kamis (20/6) lalu, dan yang menurut AS juga menyerang tanker tersebut.
Baca juga: Harap Iran Tak Kembangkan Nuklir, Trump: Kami Siap Jadi Sahabat Mereka
Baik Washington Post dan kantor berita AP mengatakan serangan cyber telah melumpuhkan sistem. The New York Times mengatakan itu dimaksudkan untuk membuat sistem offline untuk jangka waktu tertentu.
Pada Sabtu (22/6), Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan bahwa Iran meningkatkan serangan sibernya sendiri di AS. Christopher Krebs, direktur Cybersecurity dan Infrastructure Security Agency, mengatakan siber aktivitas berbahaya sedang diarahkan pada industri AS dan lembaga pemerintah oleh aktor rezim Iran dan proksi mereka.(ARF)
Istanbul –
Pencoblosan ulang pemilihan Wali Kota Istanbul telah menunjukkan, Ekrem Imamoglu memenangkan pemilihan umum. Imamoglu unggul atas lawannya dari Partai Keadlian dan Pembangunan (AK Party) Binali Yildirim,
Dilansir dari Anadolu news agency, Senin (24/6/2019), Imamoglu yang berasal kelompok oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP) memimpin perolehan 53,69% suara. Sedangkan Binali Yildirim berasal dari partai yang sama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapatkan perolehan 45,4% suara. Total suara yang sudah dihitung masuk 95%.
“Menurut hasil sampai sekarang, pesaing saya Ekrem Imamoglu memimpin. Saya mengucapkan selamat kepadanya dan mengucapkan semoga sukses,” kata Yildirim.
Untuk diketahui, Binali Yildirim dan Ekrem Imamoglu berlomba untuk menjadi wali kotamadya metropolitan terpadat di Turki itu, setelah pemungutan suara sebelumnya pada 31 Maret 2019 dibatalkan oleh Dewan Pemilihan Tertinggi Turki pada bulan lalu.
Jutaan pemilih Turki sendiri telah memberikan suara mereka secara nasional pada 31 Maret 2019 dalam pemilihan serentak untuk memilih wali kota, anggota dewan kota, mukhtars (pejabat lingkungan) dan anggota dewan yang lebih tua untuk lima tahun ke depan.
Erdogan ikut menyalurkan hak suara dalam pencoblosan ulang pemilihan Wali Kota Istanbul. Erdogan menegaskan pencoblosan ulang ini akan menentukan suara yang paling akurat.(MAD)