JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Satgas Garuda Bhayangkara Formed Police Units (FPU) 9 Indonesia, yang bertugas di Sudan, turut merayakan Idul Adha. Mereka membagikan ratusan hewan kurban kepada para pengungsi di El-Fasher, Darfur, Sudan.
Rangkaian peringatan Idul Adha dimulai dengan salat Id di Lapangan Kamp Garuda yang dipimpin Imam Ustaz Bripka Zairu dan Khatib Ustaz Brigadir Lalu Supriyadi pada 1 September 2017 pukul 07.30 waktu setempat. Pelaksanaan salat Id berlangsung khidmat.
Kasatgas FPU 9 AKBP Ahmad Arif Sopiyan memaknai semangat kurban yang diimplementasikan ke dalam tugas sehari-hari dalam menjaga misi kemanusiaan di PBB.
“Kami memaknai semangat berkurban itu adalah ikhlas, jujur, dan loyal karena tugas yang diamanahkan kepada kami menuntut itu. Semangat berkurban yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail harus diimplementasikan dalam tugas dan kehidupan sehari-hari,” jelas Ahmad.
Makna kurban juga agar menjadikan anggota yang bertugas tetap ikhlas dalam melaksanakan tugas-tugasnya meskipun jauh dari Tanah Air.
“Di sini kita jauh dari keluarga, kegiatan operasional sangat padat, ditambah kondisi cuaca yang sangat ekstrem. Namun, dengan keikhlasan berkurban, apa pun yang dilakukan tidak menjadi beban berat. Kita happy saja,” ungkapnya.
Wujud keikhlasan yang ditunjukkan oleh seluruh personel FPU 9, khususnya yang beragama Islam, adalah menggelar pemotongan hewan kurban di beberapa titik di wilayah Elfasher, Darfur. Tahun ini DKM Masjid At-Taqwa (masjid di Kamp Garuda) berhasil mengumpulkan titipan hewan kurban sebanyak 208 ekor, yang terdiri atas 4 ekor unta, 16 ekor sapi, 3 ekor domba, dan 185 ekor kambing.
“Hewan-hewan kurban ini sebagian besar merupakan titipan dari personel FPU 9 dan keluarganya ditambah titipan dari IPO Indonesia, staf UNAMID, bahkan ada titipan dari pejabat Mabes Polri (Brigjen Agung Makbul selaku Karo Suhluhkum Divkum Mabes Polri),” ungkapnya.
Hewan kurban tersebut didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan di berbagai wilayah, seperti masyarakat sekitar Super Camp, IDP’S Camp, pesantren, dan panti asuhan di kawasan El-Fasher, Darfur, Sudan.
“Ini pengalaman baru bagi kami menyelenggarakan pemotongan hewan kurban di negeri orang. Ternyata cukup unik dan banyak sekali tantangan yang harus kami hadapi selaku panitia,” ujar AKP Agung Pranajaya, SIK, selaku Ketua DKM Masjid At-Taqwa sekaligus ketua panitia Idul Adha.
Berbeda dengan di Indonesia, menurut Agung, pelaksanaan pemotongan hewan kurban di Darfur ini memiliki tantangan tersendiri.
“Mulai proses pemilihan dan pembelian hewan kurban, pencarian tempat untuk penyembelihan, sampai pada proses pengangkutan ke beberapa titik penyembelihan yang harus dilakukan sebelum hari raya tiba, semuanya penuh tantangan,” imbuhnya. (DON)