Kuala Lumpur –
Politikus senior Malaysia, Lim Kit Siang, mengejek keikutsertaan mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak dalam aksi 812 atau anti-ICERD di Kuala Lumpur pada Sabtu (8/12) lalu. Lim menyebut kehadiran Najib itu mengisyaratkan dukungan untuk kesalahan yang dilakukan pemerintahannya.
Lim merupakan anggota parlemen wilayah Iskandar Puteri, Johor, dari Partai Tindakan Demokratik, anggota koalisi pemerintahan Pakatan Harapan (PH). Sebelumnya dia menyebut aksi 812 sebagai sebuah kemunduran bagi koalisi PH yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad.
Seperti dilansir media lokal Malay Mail, Selasa (11/12/2018), dalam komentar terbarunya, Lim menyebut kehadiran Najib dalam aksi 812 sangat dipertanyakan, merujuk pada fakta bahwa Najib akan dijerat dakwaan bersama mantan CEO 1Malaysia Development Berhad (1MDB) Arul Kanda Kandasamy.
“Kehadiran Najib dalam aksi anti-ICERD paling dipertanyakan, khususnya karena telah dikonfirmasi bahwa Najib, ditemani oleh mantan Presiden 1MDB Arul Kanda Kandasamy, akan didakwa besok (12/12) atas dugaan mengubah laporan Auditor General soal 1MDB — melanjutkan perjalanan pribadi Najib dalam menyusul 45 dakwaan korupsi yang menjerat Presiden UMNO Datuk Ahmad Zahid Hamidi,” sebut Lim dengan nada menyindir.
ICERD merupakan kependekan dari International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination. ICERD yang merupakan konvensi PBB ini melarang segala bentuk diskriminasi ras.
Aksi anti-ICERD atau aksi 812 ini awalnya bertujuan memprotes rencana pemerintah Malaysia meratifikasi ICERD. Namun setelah pada 23 November, pemerintahan PM Malaysia Mahathir Mohamad memutuskan tidak akan meratifikasi ICERD, tujuan aksi ini berubah menjadi perayaan untuk tak diratifikasinya ICERD.
Namun dalam praktiknya, aksi 812 ini ditunggangi oleh oposisi dan sarat politik. Dua partai oposisi Malaysia, yakni United Malays National Organization (UMNO) — yang dipimpin Najib dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) besar-besaran mendukung aksi itu. Najib yang mantan Ketua UMNO ikut hadir bersama istrinya.
Sejumlah analis menduga Najib dan partainya memakai aksi 812 untuk mengalihkan perhatian dari dakwaan-dakwaan korupsi yang menjerat dirinya dan istrinya, Rosmah Mansor, juga mantan pejabat-pejabat era pemerintahannya.
Lim dalam pernyataannya menyatakan tidak ada satupun anggota UMNO dan PAS yang terang-terangan mengecam setiap pelanggaran hukum dan tindak pidana yang terjadi selama kepemimpinan Najib.
“Jika Malaysia ingin menjadi negara kelas-top dunia, warga Malaysia harus mengakhiri politik beracun penuh kebohongan, kebencian, ketakutan, ras dan agama, baik itu kebohongan bahwa skandal 1MDB merupakan konspirasi internasional melawan Malaysia atau bahwa International Convention for the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD) adalah anti-Melayu, anti-Islam, anti-penguasa Melayu dan ‘agenda Freemason’ untuk menghancurkan Malaysia dan Islam,” tandasnya. (ARF)