JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan ekspedisi ke 584 desa rawan gempa dan tsunami di wilayah selatan Pulau Jawa. Ekspedisi ini bertujuan untuk menangguhkan sikap kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
“Ekspedisi desa tangguh bencana ini program kesiapsiagaan atau pencegahan. Kalau selama ini mungkin dianggap bahwa program pencegahan itu dikatakan tidak ada atau sedikit sekali, ini kita sampaikan salah satu program pencegahan adalah ekspedisi ini,” ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Lilik Kurniawan, di gedung BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2019).
BNPB mencatat terdapat 5.744 desa rawan bencana di Indonesia. Sebanyak 584 di antaranya berada di selatan Jawa. Sehingga, jelas Lilik, ekspedisi akan dimulai ke daerah tersebut.
“Kita akan lewati 584 desa rawan tsunami, di Indonesia ada 5.744 desa rawan tsunami, 584 ada di selatan Jawa. Ini menjadi hal yang penting kenapa kita lakukan di Selatan Jawa, karena dari 584 desa tadi ada kurang lebih 600 ribu masyarakat kita yang tinggal di desa itu rawan tsunami,” ujarnya.
“Menjadi penting bagi kami kalau kemudian kita menyampaikan kalau misalnya hari ini ada tsunami terjadi di selatan Jawa kami khawatir korban akan sangat banyak, sebelum tsunami terjadi kita harus tangguhkan masyarakat di sana,” imbuh Lilik.
Ekspedisi BNPB digelar 12 Juli-17 Agustus 2019 dan melibatkan beberapa instansi terkait, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, para pakar, hingga relawan. Nantinya, mereka akan mendatangi masyarakat secara langsung dan memberikan edukasi serta simulasi ketika menghadapi bencana.
“Eksedisi ini akan berlangsung selama 34 hari terbagi menjadi 4 segmen, Jawa Timur 11 hari, kemudian Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat dan Banten. Masing-masing segmen akan diikuti oleh 200 orang peserta yang tadi kami sampaikan dari beberapa unsur ada pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, para pakar,” katanya.
Ekspedisi ini sekaligus juga akan memberikan penilaian terkait ketangguhan ke 584 desa itu. Penilaian itu yang nantinya akan menjadi evaluasi BNPB untuk mitigasi terjadinya gempa dan tsunami.
“Kita akan bahu membahu di sana kita akan berpindah titik, untuk mengedukasi masyarakat, untuk menagguhkan mereka, dan tidak kalah penting lagi kita akan menilai 584 desa itu akan kita nilai ketangguhannya. Kita akan sediakan formulir atau buku untuk oenilaian ketangguhan desa,” tutur Lilik.
“Misalnya kita akan datang ke desa itu untuk mengecek apakah semua desa sudah punya sirine untuk peringatan tsunami, apakah di setiap desa ada tempat evakuasi, sudah adakah jalur evakuasi, sudah adakah rambu-rambu evakuasi yang ada di sana,” imbuhnya. (DON)