Beijing –
Militer Amerika Serikat mengirimkan dua kapal perang Angkatan Laut untuk berlayar melewati Selat Taiwan. Hal ini sontak memicu protes keras dari pemerintah China, terlebih karena ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara besar itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan bahwa pemerintahnya telah menyampaikan protes keras kepada pemerintah AS.
“Isu Taiwan adalah yang paling sensitif dalam hubungan China-AS,” ujarnya dalam konferensi pers di Beijing seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Kamis (23/5/2019).
Angkatan Laut AS menyatakan bahwa kapal penghancur, USS Preble dan kapal pemasok, USNS Walter S. Diehl melakukan transit rutin di Selat Taiwan “sesuai hukum internasional” pada Rabu (22/5) waktu setempat.
“Kapal-kapal yang transit melewati Selat Taiwan tersebut menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” demikian pernyataan Angkatan Laut AS.
“Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional,” imbuh Angkatan Laut AS.
Kapal-kapal perang AS secara berkala melakukan praktik “kebebasan navigasi” di Selat Taiwan, perairan sempit yang memisahkan daratan China dan Taiwan. Tindakan AS itu selama ini senantiasa memicu kemarahan Beijing.
Beijing memandang kapal-kapal yang melintasi selat tersebut sebagai tindakan melanggar kedaulatannya. Sedangkan AS dan banyak negara lainnya menganggap selat tersebut sebagai perairan internasional yang terbuka untuk semua. (ARF)