SOLO,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ahli bahasa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dwi Purnanto, menanggapi polemik status Facebook dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sucipto Hadi Purnomo. Dwi menilai status yang ditulis Sucipto tersebut sulit disebut sebagai penghinaan.
Status yang dimaksud ialah ‘Penghasilan anak-anak saya menurun drastis pada lebaran kali ini. Apakah efek Jokowi yang terlalu asyik dengan Jan Ethes?’. Unggahan pada 10 Juni 2019 itu menyebabkan Sucipto diskors oleh Rektor Unnes.
“Dalam dunia bahasa, kalau dikatakan penghinaan itu sulit. Karena itu dia bertanya. Kalau dikatakan menyindir, bisa saja,” kata Dwi saat ditemui di UNS, Senin (17/2/2020).
Menurutnya, kalimat pertama terkait penghasilan anak adalah deklaratif. Isinya dianggap tidak riil atau tidak sesuai fakta.
“Apakah iya penghasilannya berkurang berkaitan dengan janji Jokowi? Saya pikir tidak ada pemotongan gaji juga. Jadi itu tidak riil,” kata Dwi.
Kemudian ketika kalimat kedua dihubungkan dengan kalimat pertama, Dwi menilai tidak bisa disambungkan. Dua kalimat tersebut tidak memiliki hubungan kausalitas.
“Pernyataan kedua kan dibuat dalam rangka mempertanyakan apakah ini efek presiden terlalu asyik dengan cucunya. Kan tidak ada hubungannya dengan uang lebaran. Jadi sulit dikatakan penghinaan,” katanya.
Dia memperkirakan status dibuat dalam konteks Pilpres 2019. Namun Dwi enggan berkomentar lebih jauh terkait penanganan kasusnya.(DON)