London –
Dua warga Inggris yang kritis usai terpapar zat misterius, dinyatakan terkena gas saraf yang sama dengan yang meracuni mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya Maret lalu. Kepolisian Inggris masih menyelidiki dugaan keterkaitan dua insiden terpisah ini.
Dua orang yang oleh media lokal Inggris diidentifikasi bernama Charlie Rowley (45) dan Dawn Sturgess (44) itu dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (30/5) lalu, setelah ditemukan jatuh sakit di Amesbury, yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Salisbury, lokasi Skripal dan putrinya diracun.
Seperti dilansir Reuters dan CNN, Kamis (5/7/2018), dua orang yang merupakan warga lokal Inggris itu dilaporkan masih kritis di Rumah Sakit Distrik Salisbury, yang juga menjadi tempat Skripal dan putrinya dirawat.
Keduanya sempat diduga menggunakan kokain atau heroin yang terkontaminasi. Namun hasil berbeda ditemukan setelah pengujian lebih lanjut.
“Saya telah menerima hasil tes dari Porton Down (pusat penelitian militer) yang menunjukkan bahwa dua orang itu telah terpapar gas saraf Novichok,” ungkap Asisten Komisioner Pemberantasan Terorisme pada Kepolisian Metropolitan London, Neil Basu.
Insiden ini tengah diselidiki secara menyeluruh oleh Unit Pemberantasan Terorisme Inggris. Basu menyatakan, belum diketahui secara jelas bagaimana dua orang itu bisa terpapar Novichok dan apakah mereka menjadi target secara spesifik.
“Saya tidak memiliki informasi intelijen atau bukti bahwa mereka ditargetkan secara khusus,” ucap Basu. “Tidak ada apapun dari latar belakang mereka yang menunjukkan demikian,” imbuhnya.
“Kami tidak dalam posisi untuk mengatakan apakah gas saraf ini berasal dari kelompok yang sama yang terpapar pada Skripal. Dugaan bahwa dua penyelidikan ini mungkin terkait jelas menjadi subjek penyelidikan bagi kami,” sebutnya.
Dalam kasus Skripal, pemerintah Inggris menuding Rusia meracuni mantan mata-mata itu. Novichok yang membuat Skripal dan putrinya sempat tak sadarkan diri, diketahui merupakan gas saraf yang dikembangkan oleh militer Uni Soviet semasa Perang Dingin. Rusia telah membantah keterlibatannya.(ADI)