Washington DC –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan peringatan terbaru untuk Iran setelah negara itu bertekad melanggar batas pengayaan uranium. Trump menyerukan Iran ‘berhati-hati’ dalam mengambil langkah terkait program nuklirnya.
Pekan lalu, Iran mengumumkan bahwa pihaknya tidak lagi mematuhi kesepakatan nuklir yang tercapai tahun 2015 lalu antara Iran dengan AS yang saat itu dipimpin mantan Presiden Barack Obama dan lima negara besar lainnya.
Iran memperingatkan bahwa pihaknya akan meningkatkan aktivitas pengayaan uranium usai memberikan ultimatum 60 hari kepada lima negara lainnya yang masih terikat kesepakatan itu, setelah AS menarik diri tahun lalu. Kelima negara itu terdiri dari China, Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris.
Pihak Iran menginginkan agar negara-negara itu, terutama negara-negara Eropa, mengambil tindakan untuk melindungi Iran dari sanksi-sanksi AS yang kembali diberlakukan terhadap sektor perbankan dan perminyakan.
Seperti dilansir CNN, Senin (8/7/2019), Iran mengumumkan pada Minggu (7/7) waktu setempat bahwa pihaknya mulai meningkatkan aktivitas pengayaan uranium untuk melampaui batasan 3,67 persen, yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir tahun 2015 lalu.
Trump pun memberikan tanggapan terhadap langkah Iran itu sebelum naik ke pesawat kepresidenan AS, Air Force One, di New Jersey.
“Iran sebaiknya lebih berhati-hati,” ucap Trump dengan nada memperingatkan.
“Karena Anda melakukan pengayaan untuk satu alasan dan saya tidak akan memberitahu apa alasan itu. Tapi itu tidak baik, mereka (Iran-red) sebaiknya lebih berhati-hati,” cetus Trump.
“Iran melakukan banyak hal buruk. Apa yang mereka inginkan untuk memiliki hak otomatis untuk mendapatkan senjata nuklir. Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir,” imbuhnya.
Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan bahwa Iran tidak bisa lagi mematuhi sejumlah komitmen terkait produksi material fisi, karena AS ingkar janji dan meningkatkan tekanan diplomatik dan militer terhadap Iran.(ADI)