JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Provinsi Tapanuli (Protap) sudah lama masuk ranah obsesi. Tapi, yang pasti aktualitasnya baru mengemuka sejak digelarnya Kongres Rakyat tahun 2002 di Lapangan Serbaguna,Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Hadir ketika itu EE Mangindaan anggota DPR-RI, sejumlah pejabat lokal dan regional Sumatera Utara (Sumut), beberapa orang yang mengklaim dirinya penggagas/pemrakarsa pembentukan Protap, dan para tokoh adat/masyarakat dari kabupaten terdekat.
Rencana pembentukan Protap sekian lama terganjal, entah apa yang mengganjal dan siapa juru ganjal. Sepertinya rencana itu dijauhi Dewi Fortuna. Belum nasib bisa terealisasi, muncul pula tragedi di Gedung DPRD Sumut beberapa waktu lalu.
Rusuh! Berdampak digelandangnya sejumlah aktivis Protap ke hotel prodeo. Sudah itu,senyap beberapa waktu. Media juga seakan break tak mengutak-atiknya lagi. Sementara sejumlah tokoh yang dianggap pemrakarsa dan dituding terlibat aksi di DPRD Sumut, masih mendekam di penjara.
Waktu terus berjalan. Satu demi satu mereka yang diberi predikat pejuang Protap, dibebaskan usai menjalani hukuman. Mereka disambut sukacita saat menghirup udara kebebasan. Mereka dianggap telah menoreh sejarah memperjuangkan suatu cita-cita besar untuk memajukan kampung halaman yang masih tertinggal dibanding daerah lain.
Banyak orang yakin, realisasi Protap hanya menyangkut proses yang berbelit. Di lain pihak, ada pula anggapan perjuangan “halak hita” di pusat serba tanggung, kurang kompak, atau tak seirama (?). Belakangan, isu Protap berembus lagi dari sumber-sumber yang diklasifikasi terpercaya dan maha tahu perkembangan teranyar seputar rencana itu. Isu itu berubah jadi sinyal, ketika ada tim dari Depdagri dan Komnas HAM, turun ke wilayah cakupan Protap untuk observasi.
Ada pertemuan khusus digelar di Nias dan Tarutung, dihadiri unsur eksekutif dan legislatif. Materi pertemuan, ya itu tadi: Ada tanda-tanda rencana itu sudah di ambang pintu atau sudah dekat, dengan digelarnya pembahasan lebih serius di DPR-RI, dan disahkannya RUU Protap dalam sidang paripurna DPR RI di Senayan, Jakarta pada Kamis (24/10-2014). Dalam pembahasan tersebut, ada satu kotamadya dan lima kabupaten yang bergabung dalam Protap, yaitu Kotamadya Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Samosir.
Ketika itu, Ketua DPR RI Marzuki Ali menegaskan pembahasan Protap akan dilakukan oleh anggota DPR RI. Bahkan, ia bertekad paling lambat tahun 2014, Protap sudah disahkan menjadi salah satu daerah otonom baru
Tentunya kabar ini disambut dengan sukacita oleh penduduk Tapanuli dan para perantau karena dengan adanya Provinsi Tapanuli ini pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Tapanuli akan meningkat pesat. Dinamika Protap Alkisah perjuangan mengenai pembentukan Provinsi Tapanuli sudah mulai didesas-desuskan orang.
mulai tahun 1980-an yang kemudian mencuat kembali ke permukaan pada tanggal 19 November 2006 dengan berkumpulnya 100 tokoh Tapanuli di Jakarta, antara Jenderal Luhut Panjaitan, Prof.Dr Midian Sirait, Panda Nababan, G.M Panggabean. Bahkan mereka berhasil mengumpulkan dana hingga 1,1 miliar sebagai dana awal untuk memperjuangkan Protap.
Asa pun membubung tinggi kala itu, yaitu asa akan roda perekonomian yang akan lebih baik jika Protap sudah terbentuk. Harapan tersebut juga diperkuat oleh kenyataan historis bahwa sebenarnya Tapanuli adalah satu-satunya eks keresidenan Belanda di Sumatera yang belum menjadi provinsi. Keresidenan yang lain sudah terlebih dahulu menjadi provinsi, seperti keresidenan Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu, Riau dan Lampung. Padahal kalau dipikir-pikir, apa salah dan dosa Tapanuli sehingga pemerintah dari dulu enggan menjadikannya provinsi ?
Namun asa tersebut juga ternodai oleh meninggalnya ketua DPRDSU, Aziz Angkat, pada aksi demonstrasi menuntut surat rekomendasi DPRD SU pada tanggal 3 Februari 2009. Dan implikasinya lagi adalah Chandra Panggabean,salah satu aktivis Protap, dijebloskan ke penjara selama delapan tahun karena dianggap sebagai dalang keributan. Dan semenjak kejadian itulah , pembahasan tantang Protap secara drastis hampir tidak pernah lagi dibicarakan orang. Dan sepertinya juga harapan akan kesejahteraan bonapasogit (kampung halaman) makin jauh dari kenyataan layaknya jauh panggang dari api.
Namun masyarakat Tapanuli dan para perantau diantaranya masyarakat Batak di wilayah Provinsi Banten masih percaya bahwa waktunya akan tiba untuk Protap. “Kita berharap dalam waktu dekat atau di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI, Protap disahkan. Banyak di antara tim sukses (timses) Jokowi adalah orang Tapanuli, mudah-mudahan mereka tak lupa membisikkan kepada Presiden bahwa jumlah pemilih Jokowi di wilayah cakupan Protap itu cukup signifikan,” ujar sejumlah warga kepada KHATULISTIWA. (NGO)